Minggu, 28 Januari 2024 21:33
Rekind Edukasi Warga dan Karyawan Tentang Penanganan Ular
PT Rekayasa Industri (Rekind) mengedukasi sejumlah warga Kalibata di
lingkungan RW 08 dan sejumlah karyawan tentang penanganan ular. Hal ini
penting, terutama di musim penghujan banyak pemukiman warga, bahkan perkantoran
dimasuki binatang melata tersebut.
Untuk mengantisipasi hal ini, Rekind bekerja sama dengan Yayasan Sioux Ular
Indonesia. Yayasan ini merupakan lembaga swadaya masyarakat yang beranggotakan para pecinta ular. Sioux
didirikan pada tahun 2003 dan berubah menjadi yayasan pada tahun 2010. Sioux
aktif memberikan edukasi mengenai ular, termasuk penanganan, penyelamatan,
hingga cara mengatasi ular saat masuk ke rumah.
Ilham, dari Sioux Ular Indonesia menegaskan, sejauh
pengalaman yang diperolehnya, masyarakat memiliki mindset negatif terhadap ular. Tidak sedikit ular-ular mati saat
berhadapan langsung dengan masyarakat, baik untuk jenis yang berbisa maupun
tidak. “Padahal kalau ular kita bunuh justru akan merusak ekosistem yang ada.
Contohnya, ular banyak yang dibunuh, sehingga tikus-tikus semakin merajalela
berkeliaran,” terang Ilham saat mengedukasi masyarakat dan karyawan Rekind di
Gedung ROB II, Kantor Pusat Rekind, Kamis (18/1).
Secara umum ular habitatnya dekat dengan manusia. Tapi pada prinsipnya ular
juga sangat takut dengan manusia. Mereka hadir karena habitatnya terganggu
seperti halnya melalui pembangunan, pengeboran dan lainnya. Ular tidak dapat
mendengar, tapi mereka sangat tidak suka dengan getaran. Makanya ketika ada pembangunan
sepert pengeboran, penggalian dan lain sebagainya yang menggunakan alat
dan menghasilkan getaran, ular-ular ini keluar dari habitatnya dan masuk ke
pemukiman manusia.
“Pada prinsipnya ular takut dengan manusia, kecuali king kobra yang sifatya
agresif. Makanya ketika menghadapi ular kita jangan melakukan banyak gerakan
tiba-tiba. Jika banyak bergerak khawatir ular akan merespon dengan cepat. Ular
tidak bisa mendengar, tapi dengan gerakan responnya sangat cepat sekali,”sergah
Ilham dengan lantang di hadapan audience.
Diingatkan Ilham, saat berhadapan dengan ular, jangan dilihat dari ukuran
besar atau kecilnya saja. Meskipun ular tersebut ukurannya kecil, juga patut
diwaspadai, seperti halnya ular Weling.
Anda jangan pernah mengangap remeh ular berwarna hitam-putih yang
mengelilingi sisi atas dan samping tubuhnya. Ular dengan nama latin Bungarus
candidus itu, jika menyerang merupakan salah satu jenis ular yang
mematikan. Bisa ular weling disebut-sebut lebih mematikan daripada ular kobra
yang selama ini dianggap banyak orang paling berbahaya. Apabila menggigit, bisa
ular weling yang masuk ke tubuh bisa membunuh korbannya dalam waktu 12 jam jika
tidak mendapat perawatan.
Berangkat dari keterangan di atas Syahroni, salah seorang Warga RW 08 bertanya,
bagaimana mencegah ular masuk ke rumah? ”Pada prinsipnya ular itu sangat anti
dengan wewangian yang menyengat. Usahakan ruangan rumah
diberi pengharum dan lantai dibersihkan dengan menggunakan karbol atau
sejenisnya. Sebab bau wangi dan menyengat akan mengganggu sistem sensorik ular
tersebut,” terang Ilham.
Tapi kalau pun harus berhadapan dengan ular, jangan panik, jaga jarak,
jangan banyak bergerak dan ularnya tidak usah dibunuh. Ada penangan khusus yang bisa kita lakukan seperti halnya menggunakan
sapu dan pengki serta alat-alat lainnya untuk menghalau ular,” terang Ilham.
Kegiatan edukasi yang dilakukan hampir selama 3 jam tersebut diakhiri dengan praktik cara menangkap ular melalui alat-alat khusus, termasuk alat rumah tangga. Para peserta cukup antusias mengikuti
kegiatan tersebut.
-->