Menko Zulhas: Industri Pupuk Nasional Makin Efisien Berkat Perpres 113/2025
Purworejo, 23 Desember 2025 - Menteri Koordinator
Bidang Pangan (Menko Pangan) Republik Indonesia, Zulkifli Hasan (Zulhas)
menyampaikan bahwa industri pupuk nasional semakin efisien usai Presiden
Republik Indonesia, Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 113 Tahun 2025. Aturan baru tentang tata kelola pupuk bersubsidi ini
diterbitkan untuk menjawab inefisiensi industri pupuk yang telah menjadi
catatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pupuk
Indonesia telah melakukan terobosan luar biasa. Awalnya dari temuan BPK,
kemudian diubah sistemnya. Kini harga (Harga Eceran Tertinggi/HET, Red) pupuk
bersubsidi bisa turun 20 persen. Kemudian dalam lima tahun Pupuk Indonesia bisa
membangun tujuh pabrik. (Dengan adanya Perpres 113, Red) Betapa efisien
sekarang, betapa hemat, dan lebih produktif apa yang dilakukan Pupuk Indonesia.
Sementara subsidinya tetap," demikian disampaikan Zulhas usai menghadiri
kegiatan Rembuk Tani Pupuk Indonesia di Purworejo, Jawa Tengah, Selasa
(23/12/2025).
Perpres
113/2025 merupakan perubahan atas Perpres 6/2025 tentang Tata Kelola Pupuk
Bersubsidi. Salah satu perubahan penting yang diatur Perpres tersebut adalah
skema pembayaran pengadaan bahan baku pupuk bersubsidi yang akan direalisasikan
Pemerintah di awal, atau sebelum proses produksi dan penyaluran pupuk
bersubsidi dilakukan.
Dengan
perubahan ini, Pupuk Indonesia tidak perlu lagi menanggung beban bunga
pembiayaan modal kerja untuk pengadaan bahan baku. Tentunya pengadaan bahan
baku tersebut disesuaikan dengan kebutuhan produksi pupuk bersubsidi
berdasarkan alokasi yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian (Mentan)
selama setahun.
Selain
itu, Perpres ini juga menguatkan pengawasan dalam penyaluran, serta penegasan
prioritas pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri. Dengan demikian Perpres
tersebut menperkuat komitmen Pupuk Indonesia dalam menjalankan tugasnya,
menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan prinsip 7T (tepat sasaran, jenis,
jumlah, harga, waktu, tempat, dan tepat mutu).
Lebih
lanjut, Zulhas mengungkapkan Pemerintah tahun 2026 telah mengalokasikan pupuk
bersubsidi sebesar 9,55 juta ton untuk pertanian, sama dengan tahun 2025.
Selain itu, Pemerintah juga mengalokasikan sekitar 300 ribu ton pupuk
bersubsidi untuk pembudidaya ikan.
"Kita
turun lapangan terus, memastikan agar petani dan pembudidaya ikan tambah
makmur. Kalau produksinya naik petani akan tambah makmur. Tujuan utama dari
kebijakan Presiden, Bapak Prabowo Subianto adalah swasembada pangan. Saat ini
harga gabah bagus, pupuk lancar. Jadi pendapatan naik," tandas Zulhas.
Direktur
Operasi Pupuk Indonesia, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan banyak sekali
kemudahan-kemudahan yang diberikan Pemerintah untuk petani di seluruh
Indonesia, sehingga menjadikan penyerapannya lebih optimal. Khusus untuk
Kabupaten Purworejo, tambahnya, Pemerintah tahun 2025 mengalokasikan pupuk
bersubsidi sebanyak 28.546 ton. Teridiri dari 13.451 ton, NPK Phonska 15.000
ton, NPK Khusus Kakao 8 ton, pupuk organik Petroganik 72 ton, dan ZA 15 ton.
Adapun penyerapan yang dilakukan petani sebanyak 25.550 ton, atau 9 persen dari
alokasi.
“Serapan
langsung naik luar biasa. Di Purworejo sudah realokasi dua kali. Sekarang
serapannya sudah hampir 97 persen. Turunnya HET pupuk bersubsidi ini memberikan
dampak luar biasa pada penyerapannya,” pungkas Dwi Satriyo.
Untuk
mendukung penyerapan akhir tahun Pupuk Indonesia juga menyiapkan stok pupuk
bersubsidi di Purworejo sebanyak 1.337 ton. Untuk Jawa Tengah, Pupuk Indonesia
menyiapkan 118.554 ton. Stok tersebut terdiri dari Urea, NPK Phonska, NPK
Kakao, pupuk organik Petroganik, dan ZA.
Direktur
Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan di tahun 2025 ini banyak sekali
sejarah yang ditorehkan Pemerintah. Berkat adanya perubahan kebijakan dalam
distribusi, maka untuk pertama kali petani di seluruh Indonesia bisa menebus
pupuk per tanggal 1 Januari.
"Kemudian
dengan terbitnya Perpres 6/2025 memberikan ruang kepada Pupuk Indonesia untuk
lebih efisien. Sehingga efisiensi itulah kita persembahkan kepada petani dalam
bentuk diskon Harga Eceran Tertinggi (HET) 20 persen," kata Rahmad.
Ia
juga mengapresiasi, dukungan efisiensi kembali diberikan Pemerintah melalui
terbitnya Perpres 113/2025 sebagai penyempurnaan Perpres 6/2025. Selain itu,
Pupuk Indonesia juga berkomitmen melaksanakan rekomendasi BPK yang tercantum
dalam IHPS I 2025 dengan periode pemeriksaan pada tahun 2022 hingga Semester I
2024.
Dikatakan Rahmad, rekomendasi tersebut menjadi masukan penting bagi perusahaan untuk memperkuat tata kelola, serta memastikan kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional tetap optimal.Menko Zulhas: Industri Pupuk Nasional Makin Efisien Berkat Perpres 113/2025
Purworejo, 23 Desember 2025 - Menteri Koordinator
Bidang Pangan (Menko Pangan) Republik Indonesia, Zulkifli Hasan (Zulhas)
menyampaikan bahwa industri pupuk nasional semakin efisien usai Presiden
Republik Indonesia, Prabowo Subianto menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 113 Tahun 2025. Aturan baru tentang tata kelola pupuk bersubsidi ini
diterbitkan untuk menjawab inefisiensi industri pupuk yang telah menjadi
catatan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pupuk
Indonesia telah melakukan terobosan luar biasa. Awalnya dari temuan BPK,
kemudian diubah sistemnya. Kini harga (Harga Eceran Tertinggi/HET, Red) pupuk
bersubsidi bisa turun 20 persen. Kemudian dalam lima tahun Pupuk Indonesia bisa
membangun tujuh pabrik. (Dengan adanya Perpres 113, Red) Betapa efisien
sekarang, betapa hemat, dan lebih produktif apa yang dilakukan Pupuk Indonesia.
Sementara subsidinya tetap," demikian disampaikan Zulhas usai menghadiri
kegiatan Rembuk Tani Pupuk Indonesia di Purworejo, Jawa Tengah, Selasa
(23/12/2025).
Perpres
113/2025 merupakan perubahan atas Perpres 6/2025 tentang Tata Kelola Pupuk
Bersubsidi. Salah satu perubahan penting yang diatur Perpres tersebut adalah
skema pembayaran pengadaan bahan baku pupuk bersubsidi yang akan direalisasikan
Pemerintah di awal, atau sebelum proses produksi dan penyaluran pupuk
bersubsidi dilakukan.
Dengan
perubahan ini, Pupuk Indonesia tidak perlu lagi menanggung beban bunga
pembiayaan modal kerja untuk pengadaan bahan baku. Tentunya pengadaan bahan
baku tersebut disesuaikan dengan kebutuhan produksi pupuk bersubsidi
berdasarkan alokasi yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian (Mentan)
selama setahun.
Selain
itu, Perpres ini juga menguatkan pengawasan dalam penyaluran, serta penegasan
prioritas pemenuhan kebutuhan pupuk dalam negeri. Dengan demikian Perpres
tersebut menperkuat komitmen Pupuk Indonesia dalam menjalankan tugasnya,
menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai dengan prinsip 7T (tepat sasaran, jenis,
jumlah, harga, waktu, tempat, dan tepat mutu).
Lebih
lanjut, Zulhas mengungkapkan Pemerintah tahun 2026 telah mengalokasikan pupuk
bersubsidi sebesar 9,55 juta ton untuk pertanian, sama dengan tahun 2025.
Selain itu, Pemerintah juga mengalokasikan sekitar 300 ribu ton pupuk
bersubsidi untuk pembudidaya ikan.
"Kita
turun lapangan terus, memastikan agar petani dan pembudidaya ikan tambah
makmur. Kalau produksinya naik petani akan tambah makmur. Tujuan utama dari
kebijakan Presiden, Bapak Prabowo Subianto adalah swasembada pangan. Saat ini
harga gabah bagus, pupuk lancar. Jadi pendapatan naik," tandas Zulhas.
Direktur
Operasi Pupuk Indonesia, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan banyak sekali
kemudahan-kemudahan yang diberikan Pemerintah untuk petani di seluruh
Indonesia, sehingga menjadikan penyerapannya lebih optimal. Khusus untuk
Kabupaten Purworejo, tambahnya, Pemerintah tahun 2025 mengalokasikan pupuk
bersubsidi sebanyak 28.546 ton. Teridiri dari 13.451 ton, NPK Phonska 15.000
ton, NPK Khusus Kakao 8 ton, pupuk organik Petroganik 72 ton, dan ZA 15 ton.
Adapun penyerapan yang dilakukan petani sebanyak 25.550 ton, atau 9 persen dari
alokasi.
“Serapan
langsung naik luar biasa. Di Purworejo sudah realokasi dua kali. Sekarang
serapannya sudah hampir 97 persen. Turunnya HET pupuk bersubsidi ini memberikan
dampak luar biasa pada penyerapannya,” pungkas Dwi Satriyo.
Untuk
mendukung penyerapan akhir tahun Pupuk Indonesia juga menyiapkan stok pupuk
bersubsidi di Purworejo sebanyak 1.337 ton. Untuk Jawa Tengah, Pupuk Indonesia
menyiapkan 118.554 ton. Stok tersebut terdiri dari Urea, NPK Phonska, NPK
Kakao, pupuk organik Petroganik, dan ZA.
Direktur
Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan di tahun 2025 ini banyak sekali
sejarah yang ditorehkan Pemerintah. Berkat adanya perubahan kebijakan dalam
distribusi, maka untuk pertama kali petani di seluruh Indonesia bisa menebus
pupuk per tanggal 1 Januari.
"Kemudian
dengan terbitnya Perpres 6/2025 memberikan ruang kepada Pupuk Indonesia untuk
lebih efisien. Sehingga efisiensi itulah kita persembahkan kepada petani dalam
bentuk diskon Harga Eceran Tertinggi (HET) 20 persen," kata Rahmad.
Ia
juga mengapresiasi, dukungan efisiensi kembali diberikan Pemerintah melalui
terbitnya Perpres 113/2025 sebagai penyempurnaan Perpres 6/2025. Selain itu,
Pupuk Indonesia juga berkomitmen melaksanakan rekomendasi BPK yang tercantum
dalam IHPS I 2025 dengan periode pemeriksaan pada tahun 2022 hingga Semester I
2024.
Dikatakan Rahmad, rekomendasi tersebut menjadi masukan penting bagi perusahaan untuk memperkuat tata kelola, serta memastikan kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional tetap optimal.