Inilah Alasan Mengapa Gresik Punya Banyak Julukan
Gresik, merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang konon memiliki beragam julukan. Banyaknya julukan yang disematkan untuk kabupaten ini tak lepas dari berbagai macam ciri khas dan kebudayaan yang tumbuh disana. Kota Wali, adalah satunya, julukan ini tidak semata mata muncul begitu saja. Kabupaten yang terletak di pesisir timur pulau jawa ini menjadi tempat tinggal dua dari sembilan wali songo yang ada, oleh karena itu, layaklah jika Gresik menyandang julukan tersebut. Selain Kota Wali, Gresik juga dikenal dengan julukan Kota Santri. Hal ini mengingat Gresik merupakan kabupaten yang memiliki banyak pondok pesantren serta lekat dengan kekentalan agama Islamnya.
Salah satu ciri khas yang mendukung julukan Kota Wali, Kota Santri, dan sisi religiositas dari Kabupaten Gresik adalah adanya tradisi “Malam Selawe”. Tradisi ini dijalankan pada bulan Ramadan. Sesuai dengan kata Selaweyang berarti dua puluh lima, Malam Selawe diadakan setiap hari Ramadan ke-25 sebagai penanda malam puncak Ramadan. Malam ini dipercaya oleh masyarakat sebagai malam turunnya berkah. Rangkaian kegiatan Malam Selawe dimulai dengan beribadah di masjid yang kemudian diikuti dengan kunjungan ziarah ke makam Sunan Giri. Tradisi keislaman ini bukan hanya diikuti oleh masyarakat Gresik saja, tetapi juga banyak umat muslim dari luar wilayah Gresik yang turut serta memeriahkan kegiatan ini. Tak bisa dipungkiri, Malam Selaweselalu sukses menghadirkan suasana yang syahdu, hangat, serta meriah.
Tidak hanya Malam Selawe, terdapat juga sisi religiositas yang disisipkan dalam atraksi seni budaya dari Kabupaten yang terletak di antara Surabaya dan Lamongan ini. Seni “Pencak Macan” yang merupakan tradisi yang biasa dilakukan sebagai iring-iringan pernikahan atau sekadar ditampilkan dalam pertunjukan hiburan. Selain tetap diliputi oleh kekhasan agama Islam, Pencak Macan juga tidak lepas dari tradisi budaya yang sangat kental. Seni masyarakat Pencak Macan menceritakan tentang dinamika kehidupan manusia, terutama dari segi kehidupan pernikahan yang penuh dengan lika-liku. Sentuhan keagamaan yang tersirat di dalamnya seolah memberikan gambaran bagi manusia agar selalu mengingat Tuhan yang Maha Esa dengan segala kebesaran-Nya.
Bagai pasir di tepi pantai yang tak ada habisnya, kabupaten dengan banyak julukan ini turut memiliki tradisi yang sangat beragam. Melalui kesenian yang menggambarkan kehidupan masyarakat Gresik, Damar Kurung yang sarat akan simbol keagamaan sukses menjadi kegiatan yang menampilkan karya seni lentera pelita dengan bentuk persegi empat. Pada setiap sisinya, Damar Kurung berisi gambaran mengenai kehidupan masyarakat Kota Gresik yang ditampilkan dalam karya seni dua dimensi. Lukisan pada setiap sisi yang ada diliputi oleh kekentalan agama Islam, seperti penggambaran kegiatan mengaji, sholat, serta festival perayaan agama Islam di Gresik.
Selain Kota Wali dan Kota santri, Gresik juga memiliki julukan sebagai Kota Pudak. Pudak merupakan salah satu makanan khas yang menjadi langganan oleh-oleh para wisatawan. Bukan hanya rasanya saja yang khas, Pudak sendiri dilapisi oleh ope yang keberadaannya sudah jarang untuk ditemui. Tak hanya Pudak, Gresik juga memiliki makanan khas lain, yakni Jubung. Jubung merupakan kudapan legendaris dengan rasa lezat yang terbuat dari ketan hitam dicampur wijen dan dibungkus dengan kulit pohon pinang. Jajanan khas berbentuk jenang ini memakan sangat banyak waktu dalam proses pembuatannya. Selain itu Gresik juga memiliki Nasi Krawu sebagai makanan khas yang disajikan bersama dengan semur daging, irisan daging sapi, jeroan sapi, dan sambal terasi.
Mulai dari seni masyarakat, tradisi keagamaan, hingga makanannya, Gresik memiliki berbagai macam ciri khas yang tidak dapat dilewatkan begitu saja. Bukan hanya dari sisi religiositas, jika ditelisik lebih dalam, sisi modernisasi, industri dan tradisi juga berjalan dan tumbuh secara berdampingan di Gresik. Hal inilah yang membuat Gresik menjadi salah satu kabupaten yang unik dan patut untuk dikunjungi. Karenanya, sudah sepatutnya julukan yang diterima oleh Kabupaten Gresik dipertahankan, agar tidak hilang dan hanya tersisa nama, namun juga dilestarikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kebudayaan serta tradisi yang ada.(*/Dep.KomkorPKG)